PT.XXPM
mengalami kerugian yang berkepanjangan hingga pertengahan tahun 20X1 terus
mengalami kerugian yang besar, membuat perusahaan tidak dapat membayar pinjaman
jatuh tempo dan lainnya, kreditur tidak memberikan tambahan pinjaman ataupun
meringkankan persyaratan pinjaman mereka. Sebab itu secara sukarela PT.XXPM
mengajukan petisi berdasarkan UU Kepailitan. Neraca Per 1 Juli Tahun 20X1
adalah sebagai berikut :
Laporan Posisi Keuangan
PT.XXPM
Per 1 Juli 20X1
( Dalam Jutaan Rupiah )
|
Aset
|
Aset Lancar :
Kas
Rp 500
Surat Berharga
900
Piutang Usaha
2.500
Persediaan 5.000
Biaya dibayar dimuka
500
Rp 9.400
Aset Tetap :
Tanah
Rp 2.000
Gedung – Netto
4.000
Peralatan – Netto
3.000
Aset tak berwujud
600 9.600
Rp 19.000
|
Liabilitas dan Ekuitas
Pemegang Saham
|
Liabilitas Lancar :
Hutang gaji Rp 1.500
Hutang pbb
200
Hutang wesel-bank
2.500
Hutang wesel-pemasok
500
Hutang bunga
700
Liabilitas jangka panjang
Hutang Hipotek
5.000
Hutang Relasi
7.000
Rp 17.400
Ekuitas
Modal Saham
Rp 20.000
Laba ditahan
(18.400) 1.600
Rp 19.000
|
Dan
perusahaan memperkirakan dalam 3 bulan aset dapat direalisasikan menjadi
sebagai berikut :
Kas Rp 500.000.000
Surat
Berharga 900.000.000
Piutang
Usaha 2.200.000.000
Persediaan
– netto 5.500.000.000
Tanah
3.000.000.000
Bangunan 3.500.000.000
Peralatan 1.500.000.000
Total Rp17.100.000.000
Setelah
adanya Pengajuan Petisi Kebrangkutan, adalah tugas selanjutnya trustee untuk
membuat Statement of Affair untuk
pengadilan. Yaitu laporan keuangan akuntan yang menekankan nilai likuidasi dan
informasi lainnya yang berguna bagi kreditur dan pengadilan.
Contoh
Statement of Affair berdasarkan data diatas :
PT.XXPM
|
||||
Statement of Affair
Per 1 Juli
(dalam jutaan
rupiah)
ASET
|
||||
Nilai
Buku
|
Nilai
Realisasi
|
|||
Untuk Kreditur
Terjamin
|
Untuk Kreditur
Tak Terjamin
|
|||
Rp6.000
|
Diagunkan
untuk kreditur terjamin penuh
Tanah
dan Gedung
(-)
Hutang Hipotek
Hutang Bunga
|
5.000
500
|
6.500
(5.500)
|
1.000
|
2.500
|
Diagunkan
untuk kreditur terjamin sebagian
Piutang Usaha
(-) Hutang Wesel ke bank
Hutang Bunga
|
2.500
200
|
2.200
(2.700)
|
0
|
500
900
5.000
500
3.000
600
|
Tersedia untuk
kreditur prioritas tak terjamin
Kas
Surat
Berharga
Persediaan
Biaya
dibayar dimuka
Peralatan
– netto
Aset
tal berwujud
Total
|
500
900
5.500
0
1.500
0
9.400
|
||
(-)
Kewajiban Prioritas
Total
tersedia untuk kreditur tak terjamin
Taksiran
Kekurangan ( 17.400-17.100)
|
(1.700)
7.700
300
8.000
|
|||
Liabilitas dan Ekuitas Pemegang Saham
|
||||
1.500
200
|
Kewajiban
Prioritas :
Hutang
Upah
Hutang
Pbb
|
1.500
200
1.700
|
||
5.000
500
|
Kreditur
terjamin Penuh
Hutang
Hipotek
Hutang
Bunga
|
5.000
500
5.500
|
||
2.500
200
|
Kreditur
Sebagian Terjamin
Hutang
wesel-bank
Hutang
bunga
(-)
piutang usaha yang diagunkan
|
2.500
200
2.700
2.200
|
500
|
|
7.000
500
|
Kreditur
Tak Terjamin
Hutang
relasi
Hutang
wesel-pemasok
|
7.000
500
|
||
20.000
18.400
|
Ekuitas
Pemegang Saham
Modal
Saham
Saldo
Laba
|
8.000
|
Dan
berikut ini akuntansi yang dibuat oleh trustee :
Kas Rp 500.000.000
Surat
Berharga 900.000.000
Piutang
Usaha 2.500.000.000
Persediaan 5.000.000.000
Biaya
dibayar dimuka 500.000.000
Tanah 2.000.000.000
Gedung 4.000.000.000
Peralatan 3.000.000.000
Aset
tak berwujud 600.000.000
Hutang relasi 7.000.000.000
Hutang upah 1.500.000.000
Hutang pbb 200.000.000
Hutang wesel-bank 2.500.000.000
Hutang wesel-pemasok 500.000.000
Hutang bunga 700.000.000
Hutang hipotek 5.000.000.000
Estate Equity 1.600.000.000
Ket
: trustee bebas memilih meneruskan catatan akuntansi debitur ( perusahaan yang
dilikuidasi ) atau membuat catatan baru.
No comments:
Post a Comment
Sebagai pengunjung blog yg baik jgn lupa y tinggalkan komentar, saran atau y itu gak usah dibilang agan2 semua tau kan, agar blog ini bisa terus memberikan informasi pada agan - agan semua.