Hallo para pengunjung setia ecotax,
kali ini admin ingin membahas mengenai stock split dan reserve stock split pada
saham. Udah pada tahu kan apa itu stock split dan reserve, kalau belum maka
admin akan menjelaskannya yang tentunya disertai contoh kasus. Oke tanpa basa
basi lagi ini dia :
A.
Stock
Split
Definisi Stock Split atau
pemecahan nilai nominal saham, yaitu menaikkan jumlah saham yang beredar tanpa
peningkatan modal disetor.
Contoh :
PT. XXXX. Tbk memiliki saham yang beredar
di masyarakat sebanyak 250 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp1.000/Lembar
Saham, lalu melalui RUPS, para pemegang saham setuju memecah nilai nominal
saham menjadi Rp500/Lembar Saham. Dengan demikian saham yang beredar di
masyarakat menjadi 500 juta lembar saham.
500 juta = (Rp1.000/Rp500) x 250 juta
Terus apa keuntungan dan kerugian
perusahaan melakukan stock split, berikut ini penjelasannya :
1.
Keuntungan
Stock Split
a.
Jumlah
saham yang beredar makin banyak, sehingga diharapkan tingkat likuiditas saham
akan meningkat.
b.
Diharapkan
diversifikasi investor lebih luas, baik investor institusi maupun ritel.
c.
Jika
kinerja emiten makin baik, maka harga saham akan naik lebih tinggi lagi.
2.
Kerugian
Stock Split :
Jika setelah stock split ternyata
kinerja emiten memburuk atau tidak sebagaimana yang diharapkan, maka harga
saham akan turun lebih tajam dibanding tanpa stock split.
B.
Reverse
Stock Split
Kebalikan dari stock split, yaitu penggabungan nilai nominal saham adalah
mengurangi jumlah saham yang beredar tanpa mengurangi modal disetor.
Contoh :
PT. XXXX. Tbk memiliki saham yang beredar
di masyarakat sebanyak 250 juta lembar saham dengan nilai nominal
Rp1.000/Lembar Saham, lalu melalui RUPS, para pemegang saham setuju menggabukan
nilai nominal saham menjadi Rp2.000/Lembar Saham. Dengan demikian saham yang beredar
di masyarakat menjadi 125 juta lembar saham.
125 juta = (Rp1.000/Rp2.000) x 250 juta
Terus apa keuntungan dan kerugian
perusahaan melakukan stock split, berikut ini penjelasannya :
1.
Keuntungan
Reverse Stock Split :
Jumlah saham yang beredar menjadi lebih
sedikit, sehingga diharapkan harga akan semakin naik.
2.
Kerugian
Stock Split :
Jika kinerja emiten tidak meningkat dengan
baik atau tidak sesuai dengan harapan, maka harga saham akan kembali jatuh ke
harga terendah sebelum reverse stock split. Contoh : Harga saham terendah yang
ditentukan bursa saaat ini adalah Rp 50.- per saham. Jika saat ini harga suatu
saham sudah berada di titik terendah ini, yaitu Rp 50,- per saham, lalu
dilakukan reverse stock split 5:1 dan ternyata kinerja emiten
tidak sesuai harapan, maka besar kemungkinan harga saham setelah reverse
stock split akan kembali ke Rp 50,- per saham, padahal nominal saham
sudah menjadi 5 (lima) kali lipat, atau, investor mengalami kerugian sebesar
80%.
Oke sekian dulu pembahasan kita mengenai
stock split dan reverse stock split, semoga bermanfaat, dan jika menurut anda
pembahasan ini bermanfaat jangan lupa untuk tinggalkan jejak dan berlangganan
artikel menarik dan bermanfaat tentunya di blog ini.
Izin nambahin ya,
ReplyDeletedi tempat lain aku nemu juga soal reverse stock ini,
nah kalau menurut Saham Online , pengertian Reverse Stock adalah
Pemampatan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih sedikit dengan menggunakan nilai nominal yang lebih tinggi per lembar sahamnya secara proporsional.
Stock reverse merupakan kebalikan dari Stock Split.
Misalkan sebuah perusahaan melakukan stock reverse 5: 1 ( 5 reverse jadi 1 atau stock reverse dengan rasio 5 banding 1 ). Aksi stock reverse tersebut mengakibatkan :
Jumlah saham beredar menciut 5 kali lipat.
Harga saham ( dan nilai nominal ) naik 5 kali.
Total nilai saham ( dan nilai nominal ) adalah tetap.
moga berguna ya