Perang Mata Uang / Currency War

Belakangan ini kita semakin sering mendengar kata currency war / perang mata uang, yang mana kita tahu bahwa dua negara dengan ekonomi yang bisa dikatakan menguasai dunia yaitu tiongkok (RRC) dan amerika serikat (USA) melakukan keputusan dan rencana yang membuat khawatir seluruh dunia termasuk indonesia. 

RRC membuat keputusan untuk mendepresiasi mata uangnya yaitu yuan untuk membuat ekspor mereka yang turun agar naik mengingat barang – barang ekspor RRC akan semakin murah. Namun dunia internasional menganggap RRC dapat memicu perang internasional.

Tetapi baru baru ini perdana menteri Li keqiang berusa meyakinkan para ekonom bahwa RRC tidak memulai perang mata uang. Berikut ini kutipanya yang admin ambil dari CNN.COM :

 Premier Li Keqiang sought to reassure global investors Thursday, saying that China's economy is "running within the proper range" while insisting that Beijing would never seek to start a currency war.

hal ini diperkuat oleh Deputi Senior Bank BI Mirza, bahwa alasan RRC mendepresiasi mata uangnya  adalah untuk menjaga agar ekspor RRC tidak semakin turun akibat dari penguatan yuan yang membuat barang barang dari RRC mahal sehingga kalah bersaing dengan jepang, korsel dan singapura.

Aneh memang disaat ekspor mereka turun 8% di juli 2015 tetapi mata uang yuan tetap menguat atas dollar amerika serikat (USA).

Lalu apakah kita perlu takut akan curency war ?

Tegas Mirza, perang mata uang/currency war hanya dipakai oleh para spekulan untuk melakukan spekulasi.

Tapi menurut admin benar tidaknya currency war, BI harus berusaha untuk terus menjaga stabilitas mata uang, apalagi mengingat mata uang kita yang tembus Rp14.300 / USD. Semoga saja para senior ekonom dan bi dan pihak yang berkaitan dapat berdiskusi serta saling tukar pikiran agar mata uang kita dapat kembali normal seperti dulu atau minimal Rp.10.000/ USD kurasa sudah bagus

Oke sekian dulu sobat ecotax, semoga bermanfaat dan dapat menjadi referensi bagi kita.