Hallo
agan2 semua, kali ini admin akan membahas mengenai metode pengakuan pendapatan
yang digunakan oleh para perusahaan kontruksi sekaligus untuk memenuhi permintaan
saudari yunixxxx@xxx.co.id yang meminta bidang ini
dibahas. Menurut apa yang admin baca dibuku, internet maupun dari LK yang
dibuat oleh perusahaan konstruksi admin membagi menjadi 2 bagian besar metode
pengakuan pendapatan jasa konstruksi, antara lain :
1. Metode
Persentase Penyelesaian ( Percentage of
Completion )
Metode persentase penyelesaian ini dipilih mengingat biasanya bidang
konstruksi memakan waktu lebih dari 1 tahun buku. Sehingga menggunakan metode
ini dapat menunjukan pendapatan yang dapat diakui untuk 1 tahun buku. Pemesan Jasa
kontuksi biasanya melakukan pembayaran dengan 2 cara:
a.
Pembayaran sekaligus (Tunai) – dimana biasanya
jasa konstruksi yang digunkan relatif
singkat yaitu 1 tahun.
b.
Pembayaran Bertahap - dimana pembayaran dilakukan dengan tingkat
persentase penyelesaian proyek.
Cttan : kebanyakan yang
real terjadi adalah no.2
Hal - Hal yang perlu diketahui
oleh perusahaan konstruksi dalam menerapkan metode Persentase Penyelesaian ini,
antara lain:
a.
Kontrak yang dimaksudkan haruslah kontrak
yang memiliki kekuatan mengikat secara hukum, sehingga tingkat kepastian
pendapatan menjadi tinggi—sepanjang kewajiban pengerjaan proyek dilakukan
sesuai ketentuan di dalam kontrak.
b.
Perusahaan perlu melakukan administrasi
pencatatan yang rapi sehingga setiap beban dan biaya yang timbul bisa
ditelusuri dan dihubungkan dengan pendapatan secara akurat.
2.
Metode Penyelesaian Kontrak ( Complated Contract )
Dengan metode ini, perusahaan kontruksi
melakukan pengakuan pendapatan secara sekaligus saat kontrak sudah rampung,
sehingga pendapatan dan beban/biaya sudah diketahui secara pasti.
Namun metode penyelesaian kontrak sangat
tidak disukai oleh para stake holders, karena Laporan keuangan perusahaan
konstruksi menjadi terlihat buruk saat membandingkan periode yang satu dengan periode lainnya,
serta tidak dapat memberikan gambaran yang bisa mewakili kondisi perusahaan
sebenarnya (misalnya : dengan metode ini dapat terjadi ketimpangan, yang mana
harusnya ada aktivitas menjadi nyaris tidak ada aktivitas) karena metode ini
menghitung setelah konstruksi selesai.
Sehingga pada akhirnya, para pengguna laporan keuangan
lebih memilih menggunakan metode persentase penyelesaian (bila pendapatan bisa
diestimasi) dan menunjukkan keadaan/aktivitas perusahaan sebenarnya.
Sekian dulu pembahasan hari ini, untuk contoh kasus klik sini. (Link
Belum Aktif)
No comments:
Post a Comment
Sebagai pengunjung blog yg baik jgn lupa y tinggalkan komentar, saran atau y itu gak usah dibilang agan2 semua tau kan, agar blog ini bisa terus memberikan informasi pada agan - agan semua.