Mengenal Apa Itu Credit Default Swap (CDS) - Economics, Accounting, and Tax ( ECOTAX )

Terbaru

Saturday, March 13, 2021

Mengenal Apa Itu Credit Default Swap (CDS)

 

Credit Default Swap (CDS) merupakan kontrak antara penjual dan pembeli CDS dengan membayar biaya (fixed premi) pada periode tertentu (maturity) dan kompensasi tertentu apabila terjadi Default (Gagal Bayar). Dengan kata lain, CDS adalah sejenis perlindungan/proteksi atas resiko kredit.


Berikut ini adalah gambaran dari CDS :

Tuan Makmur memiliki Obligasi yang diterbitkan PT. Sukses Selalu, dan membeli CDS untuk obligasi tersebut ke PT XBS, Kontrak mensyaratkan Tuan Makmur melakukan pembayaran berkala/tahunan kepada PT XBS. Apabila tidak terjadi gagal bayar, maka Tuan Makmur terus melakukan pembayaran sampai dengan Obligasi jatuh tempo. Apabila terjadi default atau kebangkrutan, Tuan Makmur menghentikan pembayaran berkala ke PT XBS dan mendapatkan pembayaran sebesar nilai pari obligasi.



CDS dikategorikan sebagai “privately negotiated derivatives” yang menjelaskan CDS sebagai kontrak bilateral antara penjual dan pembeli dengan poin-poin tertentu (tailor terms) yang dapat dinegosiasikan. Lebih jauh, Swap menekankan pada sisi negosiasi bilateral sehingga diatur sedemikian rupa sesuai kebutuhan agar kedua pihak tidak merasa dirugikan.


Premi yang dibayarkan oleh pembeli kepada penjual disebut juga dengan “spread” dengan nilai kontrak khusus dan dibayarkan per-kuartal. Konsep CDS spread berbeda dengan yield spread bond, CDS spread merupakan harga premi tahunan yang dibayarkan sesuai dengan kontrak bilateral dengan satuan basis points (bps), tanpa merujuk pada suku bunga benchmark khusus. Sebagai contoh: Toyota membeli perlindungan CDS dengan nilai 80bps dengan maturity 5 tahun. Eksposur CDS terhadap kredit senilai 100 juta USD, berarti pada setiap kuartalnya Toyota harus membayar premi sebesar 200 ribu USD kepada penjual CDS (Nomura, 2009).


CDS juga menjadi instrumen derivatif kredit yang dapat berfungsi sebagai instrumen hedging maupun spekulasi untuk mendapatkan keuntungan. Menurut European Central Bank (2009), CDS dikategorikan kedalam tiga tipe yang lazim diperdagangkan:

a.       Single-name CDS yaitu CDS yang menawarkan proteksi risiko kredit untuk satu jenis penerbit sekuritas atau satu reference entity saja dengan reference entity bisa berasal dari perusahaan, perbankan, maupun pemerintah. Single-name CDS merupakan tipikal CDS yang paling likuid di pasar kredit derivatif dengan komposisi mencapai 50 persen dari nilai kontrak yang ada di pasar kredit derivatif.

 

b.    CDS Indices adalah portofolio CDS yang terbentuk dari beberapa single-name CDS dimana setiap single-name CDS mempunyai porsi yang sama terhadap nilai kontrak (notional amount).

 

c.     Basket CDS serupa dengan CDS Index yaitu terbentuk dari beberapa reference entity biasanya antara 3 hingga 100 reference entities.Namun, desain dalam Basket CDS lebih disesuaikan dengan kebutuhan investor.

 

Beberapa kejadian terkait CDS :

1.       Krisis Moneter Yunani dan CDS

Rasa aman palsu Swaps juga berkontribusi pada krisis utang Yunani. Investor membeli Surat Utang Negara Yunani, meskipun rasio utang terhadap produk domestik bruto negara itu lebih tinggi dari batas rata – rata Uni Eropa yaitu  60%. Para investor juga membeli CDS untuk melindungi mereka dari potensi gagal bayar.

 

Pada tahun 2012, para investor ini mengetahui betapa kecilnya swap yang melindungi mereka. Yunani meminta pemegang Surat Utang Negara untuk menerima kerugian atas kepemilikan mereka. CDS tidak melindungi mereka dari kerugian ini. Itu seharusnya menghancurkan pasar CDS. Ini menjadi preseden bahwa peminjam, seperti Yunani, dapat dengan sengaja menghindari pembayaran CDS. Asosiasi Swap dan Derivatif Internasional memutuskan bahwa CDS harus tetap dibayar

 

2.       JP Morgan Chase dan CDS

Pada 10 Mei 2012, CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon mengumumkan bahwa perusahaan kalah taruhan $ 2 miliar pada credit default swaps. Pada tanggal 31 Desember 2012, perdagangan tersebut telah menelan biaya $ 6,2 miliar.

Bank di London mengeksekusi serangkaian perdagangan rumit yang akan menguntungkan jika indeks obligasi perusahaan naik. Salah Satunya, Markit CDX NA IG Seri 9 yang jatuh tempo pada tahun 2017, adalah portofolio credit default swaps. Indeks tersebut melacak kualitas kredit 121 penerbit obligasi berkualitas tinggi, termasuk Kraft Foods dan Walmart. Ketika trader mulai kehilangan uang, banyak trader lain mulai mengambil posisi berlawanan. Mereka berharap mendapat untung dari kerugian JPMorgan, sehingga menambahnya.

 

Semoga Informasi diatas dapat bermanfaat dan jangan lupa untuk terus dukung kami agar kami dapat terus memberikan informasi bermanfaat  lainnya di postingan – postingan selanjutnya.

No comments:

Post a Comment

Sebagai pengunjung blog yg baik jgn lupa y tinggalkan komentar, saran atau y itu gak usah dibilang agan2 semua tau kan, agar blog ini bisa terus memberikan informasi pada agan - agan semua.