Credit Default Swap (CDS)
merupakan kontrak antara penjual dan pembeli CDS dengan membayar biaya (fixed
premi) pada periode tertentu (maturity) dan kompensasi tertentu apabila terjadi
Default (Gagal Bayar). Dengan kata lain, CDS adalah sejenis
perlindungan/proteksi atas resiko kredit.
Berikut
ini adalah gambaran dari CDS :
Tuan Makmur memiliki Obligasi
yang diterbitkan PT. Sukses Selalu, dan membeli CDS untuk obligasi tersebut ke
PT XBS, Kontrak mensyaratkan Tuan Makmur melakukan pembayaran berkala/tahunan kepada
PT XBS. Apabila tidak terjadi gagal bayar, maka Tuan Makmur terus melakukan
pembayaran sampai dengan Obligasi jatuh tempo. Apabila terjadi default atau
kebangkrutan, Tuan Makmur menghentikan pembayaran berkala ke PT XBS dan
mendapatkan pembayaran sebesar nilai pari obligasi.
CDS dikategorikan sebagai
“privately negotiated derivatives” yang menjelaskan CDS sebagai kontrak
bilateral antara penjual dan pembeli dengan poin-poin tertentu (tailor terms)
yang dapat dinegosiasikan. Lebih jauh, Swap menekankan pada sisi negosiasi
bilateral sehingga diatur sedemikian rupa sesuai kebutuhan agar kedua pihak
tidak merasa dirugikan.
Premi yang dibayarkan oleh
pembeli kepada penjual disebut juga dengan “spread” dengan nilai kontrak khusus
dan dibayarkan per-kuartal. Konsep CDS spread berbeda dengan yield spread bond,
CDS spread merupakan harga premi tahunan yang dibayarkan sesuai dengan kontrak
bilateral dengan satuan basis points (bps), tanpa merujuk pada suku bunga benchmark
khusus. Sebagai contoh: Toyota membeli perlindungan CDS dengan nilai 80bps dengan
maturity 5 tahun. Eksposur CDS terhadap kredit senilai 100 juta USD, berarti
pada setiap kuartalnya Toyota harus membayar premi sebesar 200 ribu USD kepada
penjual CDS (Nomura, 2009).
CDS juga menjadi instrumen
derivatif kredit yang dapat berfungsi sebagai instrumen hedging maupun
spekulasi untuk mendapatkan keuntungan. Menurut European Central Bank (2009), CDS
dikategorikan kedalam tiga tipe yang lazim diperdagangkan:
a. Single-name CDS yaitu CDS yang menawarkan
proteksi risiko kredit untuk satu jenis penerbit sekuritas atau satu reference
entity saja dengan reference entity bisa berasal dari perusahaan, perbankan, maupun
pemerintah. Single-name CDS merupakan tipikal CDS yang paling likuid di pasar
kredit derivatif dengan komposisi mencapai 50 persen dari nilai kontrak yang
ada di pasar kredit derivatif.
b. CDS Indices adalah portofolio CDS yang
terbentuk dari beberapa single-name CDS dimana setiap single-name CDS mempunyai
porsi yang sama terhadap nilai kontrak (notional amount).
c. Basket
CDS serupa
dengan CDS Index yaitu terbentuk dari beberapa reference entity biasanya antara
3 hingga 100 reference entities.Namun, desain dalam Basket CDS lebih
disesuaikan dengan kebutuhan investor.
Beberapa kejadian terkait CDS :
1. Krisis Moneter Yunani dan CDS
Rasa aman palsu Swaps juga
berkontribusi pada krisis utang Yunani. Investor membeli Surat Utang Negara
Yunani, meskipun rasio utang terhadap produk domestik bruto negara itu lebih
tinggi dari batas rata – rata Uni Eropa yaitu
60%. Para investor juga membeli CDS untuk melindungi mereka dari potensi
gagal bayar.
Pada tahun 2012, para investor
ini mengetahui betapa kecilnya swap yang melindungi mereka. Yunani meminta pemegang
Surat Utang Negara untuk menerima kerugian atas kepemilikan mereka. CDS tidak melindungi
mereka dari kerugian ini. Itu seharusnya menghancurkan pasar CDS. Ini menjadi
preseden bahwa peminjam, seperti Yunani, dapat dengan sengaja menghindari
pembayaran CDS. Asosiasi Swap dan Derivatif Internasional memutuskan bahwa CDS
harus tetap dibayar
2. JP Morgan Chase dan CDS
Pada 10 Mei 2012, CEO JPMorgan
Chase Jamie Dimon mengumumkan bahwa perusahaan kalah taruhan $ 2 miliar pada
credit default swaps. Pada tanggal 31 Desember 2012, perdagangan tersebut telah
menelan biaya $ 6,2 miliar.
Bank di London mengeksekusi
serangkaian perdagangan rumit yang akan menguntungkan jika indeks obligasi
perusahaan naik. Salah Satunya, Markit CDX NA IG Seri 9 yang jatuh tempo pada
tahun 2017, adalah portofolio credit default swaps. Indeks tersebut melacak
kualitas kredit 121 penerbit obligasi berkualitas tinggi, termasuk Kraft Foods
dan Walmart. Ketika trader mulai kehilangan uang, banyak trader lain mulai
mengambil posisi berlawanan. Mereka berharap mendapat untung dari kerugian
JPMorgan, sehingga menambahnya.
Semoga
Informasi diatas dapat bermanfaat dan jangan lupa untuk terus dukung kami agar
kami dapat terus memberikan informasi bermanfaat lainnya di postingan – postingan selanjutnya.
No comments:
Post a Comment
Sebagai pengunjung blog yg baik jgn lupa y tinggalkan komentar, saran atau y itu gak usah dibilang agan2 semua tau kan, agar blog ini bisa terus memberikan informasi pada agan - agan semua.