Minggu ini tersebar kabar Bank Pembangunan Derah Banten (BEKS) berencana melakukan Stock Reverse yang akan mereka ajukan saat RUPSLB pada tanggal 2 Oktober 2020. Jika rencana Stock reverse tersebut disetujui dalam RUPSLB maka stock reverse dilakukan dengan rasio setiap 10 saham lama menjadi 1 saham dengan nilai nominal baru. Kemudian kabar PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) yang berencana melakukan Stock Split dengan ratio 1:2 yang kabarnya rencana tersebut telah disetujui dalam RUPSLB yang berlangsung kemarin tanggal 27 agustus 2020. Lalu apa sih sebenarnya Stock Reverse dan Stock Split.
Pengertian Stock
Reverse ?
Stock
Reverse merupakan kebalikan dari Stock Split. Dimana Stock Reverse adalah penggabungan
nilai nominal saham oleh perusahaan yang membuat jumlah lembar saham beredar
menjadi lebih sedikit, dengan meningkat nilai nominal yang lebih tinggi per
lembar saham.
Sebagai Contoh kita akan menggunakan rencana Stock Reverse BEKS :
- Kamu memiliki 1000 lembar saham BEKS nominal 100/lembar, karena stock reverse rasio 10:1, maka jumlah lembar saham kamu akan berkurang menjadi 100 lembar tetapi dengan nominal 1000/lembar.
Lalu Apa Alasan dilakukannya
Stock Reverse ?
beberapa alasan dan tujuan kenapa perusahaan melakukan reverse stock split adalah:
a. Perusahaan ingin saham mereka bisa ditransaksikan di pasar regular. Harga saham yang terlalu ‘murah’ bisa memberi pencitraan yang negatif terhadap muka perusahaan.
b. Perusahaan ingin mengurangi jumlah lembar saham yang beredar. Dengan berkurangnya jumlah saham yang beredar akan membuat laba per lembar saham / Earning Per Share (EPS) naik.
c. Mengurangi risiko terkena delisting dari bursa efek karena harga saham yang terlalu rendah.
Stock
reverse adalah sesuatu kegiatan yang tidak disukai oleh para investor, karena
biasanya perusahaan yang melakukan stock
reverse adalah perusahaan yang kurang sehat dan kebanyakan harga saham bergerak
turun. Beberapa perusahaan yang melakukan stock reverse dengan hasil yang tidak
memuaskan yaitu antara lain ELTY dan UNSP.
Berbanding terbalik dengan Stock Split yang merupakan salah satu kegiatan yang cukup diminati investor.
Lalu apa itu
Stock Split ?
Stock
Split adalah pemecahan jumlah lembar menjadi jumlah yang lebih banyak dengan
menggunakn nilai nominal yang lebih rendah per lembah sahamnya.
Sebagai Contoh kita akan menggunakan rencana Stock Split SIDO :
- Kamu memiliki 1000 lembar saham SIDO dengan nominal 100, karena stock split ratio 1:2, maka lembar saham kamu akan bertambah menjadi 2000 lembar saham dengan nominal 50.
Lalu apa alasan dilakukan Stock
Split ?
Beberapa alasan dan tujuan kenapa perusahaaan melakukan stock split :
a. Agar harga saham mampu dijangkau Investor Ritel, ini adalah alasan kenapa SIDO berencana melakukan Stock Split agar harga saham dapat dijangkau oleh masyarakat luas dengan harga yang lebih murah. Sebagai contoh harga pasar saham SIDO sebelum Stock split Rp 1.400/lembar dan setelah stock split kemungkinan harga saham di pasar reguler menjadi Rp 700/lembar.
Jadi jika sebelumnya untuk memiliki saham SIDO kamu perlu Rp140.000 (1.400x 1 Lot), nanti setelah stock split kamu hanya perlu 70.000 (700 x 1 Lot) untuk bisa memiliki saham SIDO.
** Dalam Pasar saham pembelian minimal adalah 1 Lot atau 100 Lembar saham.
b. Meningkatkan Likuiditas di bursa
Meningkatkan likuiditas saham membuat perdagangan saham lebih mudah bagi penjual dan pembeli.likuiditas memberikan tingkat fleksibelitas yang tinggi bertaransaksi antara penjual dan pembeli tanpa membuat dampak yang besar terhadap perubahan harga saham.
Sekian dulu postingan kali ini, semoga postingan ini dapat membantu agan – agan mengenal lebih jauh tentang dunia saham. juga terus dukung kami dengan memberikan kritik dan saran kalian agar kamu dapat terus memberikan postingan – postingan yang bermanfaat dan menarik lainnya
No comments:
Post a Comment
Sebagai pengunjung blog yg baik jgn lupa y tinggalkan komentar, saran atau y itu gak usah dibilang agan2 semua tau kan, agar blog ini bisa terus memberikan informasi pada agan - agan semua.