Free Cash Flow / Arus Kas Bebas dalam Laporan Arus Kas - Economics, Accounting, and Tax ( ECOTAX )

Terbaru

Friday, September 18, 2020

Free Cash Flow / Arus Kas Bebas dalam Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas adalah salah satu dari 5 bagian laporan keuangan. Sejak laporan laba/rugi dan neraca disusun berdasarkan metode akrual, Laporan arus kas memberikan informasi yang diinginkan tentang arus kas perusahaan seperti :

  •         Arus kas yang masuk dan lainnya yang  baik akan dilaporkan sebagai nilai postif dalam laporan arus kas
  •      Arus kas yang keluar dan lainnya yang tidak baik akan dilaporkan sebagai nilai negatif dalam laporan arus kas.

 

Laporan Arus Kas terdiri dari 3 bagian yaitu :

a.       Arus Kas dari Aktivitas Operasi ( Operating Activities)

b.       Arus Kas dari Aktivitas Investasi (Investment Activities)

c.        Arus Kas dari Aktivitas Keuangan (Financial Activities)

 

Free Cash Flow (FCF) atau Arus kas bebas adalah hasil perhitungan dari jumlah laporan arus kas berikut ini :

  • Total arus kas bersih dari aktivitas operasi
  • Total arus kas untuk aktivitas investasi, yang digambarkan sebagai capital expenditures atau pembelian properti, Perkebunan, ataupun peralatan.

 

Dari pengertian diatas maka formula/rumus dari Free Cash Flow :

 

Cara menghitung FCF (Free Cash Flow) :



Untuk dapat memahami lebih dalam tentang FCF mimin disini akan menggunakan laporan keuangan salah satu perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa efek :

 


Seperti yang kamu lihat dari screen shoot laporan arus kas di atas arus kas bersih dari aktivitas operasi sebesar Rp 4.079.730 Juta dan arus kas untuk aktivitas investasi (tepatnya pembelian aset tetap) adalah Rp 347.844 Juta.

 

Maka Arus Kas Bebas / FCF = Rp 4.079.730 Juta  – Rp 347.844 Juta

                                                    = Rp 3.731.886 Juta

 

Jika perusahaan menganggap dividen sebagai sebuah kewajiban yang harus dibayarkan kepada pemegang saham, perusahaan juga dapat memasukkan jumlah dividen yang dibayarkan untuk mencari arus kas bebas. Yang mana misalnya kita membuat contoh pembayaran dividen tiap tahun adalah Rp 500.000 Juta. Maka Arus Kas bebas = Rp 4.079.730 Juta – Rp 347.844 Juta – Rp 500.000 juta = Rp 3.231.886 Juta.

 

Apakah jumlah Arus kas bebas perusahaan mencukupi tergantung dengan rencana perusahaan di masa yang akan datang.

 

Banyak Analisis keuangan membandingkan jumlah kas bersih dari aktivitas operasi dengan pendapatan perusahaan (Laba Setelah Pajak). Umumnya mereka mengharapkan kas bersih dari aktivitas operasi lebih besar dari pendapatan perusahaan, karena beban penyusutan mengurangi pendapatan tetapi tidak menggunakan uang tunai.

 

Jika arus kas bersih dari aktivitas operasi lebih kecil dari pendapatannya hal ini menimbulkan kekhawatiran. Investor atau analis keuangan yang berpengalaman akan berusaha menemukan alasannya. Salah satu kemungkinannya adalah bahwa pelanggan yang membeli barang dengan persyaratan kredit belum membayar hutangnya. Mungkinkah alasannya karena barang tersebut belum diterima? Kemungkinan lain adalah perusahaan melakukan pembelian barang dalam jumlah besar, tetapi barang tersebut belum terjual. Seorang analis yang baik pasti penasaran kenapa barangnya tidak bisa dijual.

 

Oke itu dulu pembahasan kali ini semoga informasi diatas dapat membantu, terus dukung kami agar kami lebih semangat untuk dapat terus memberikan informasi – informasi menarik & bermanfaat lainnya tentang akuntansi, pajak dan investasi.

No comments:

Post a Comment

Sebagai pengunjung blog yg baik jgn lupa y tinggalkan komentar, saran atau y itu gak usah dibilang agan2 semua tau kan, agar blog ini bisa terus memberikan informasi pada agan - agan semua.