Laporan Posisi Keuangan adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut. yang mana dalam laporan tersebut menunjukkan Aset, Liabilitas(Kewajiban) dan Ekuitas (Modal) perusahaan. Kali ini mimin akan berbagi rasio – rasio tersebut dalam 2 bagian yaitu :
Rasio Likuiditas
yang menggambarkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban saat jatuh tempo.
a. Rasio Modal Kerja (Working
Capital Ratio)
Modal kerja didefinisikan
sebagai jumlah yang tersisa setelah dikurangi jumlah total kewajiban lancar
perusahaan dari jumlah total aset lancar. (Di sebagian besar industri, aset
lancar termasuk kas dan aset yang diharapkan dapat berubah menjadi kas dalam
kurun waktu satu tahun. Liabilitas lancar adalah kewajiban yang akan jatuh
tempo dalam satu tahun.)
Rumus dari Rasio Modal Kerja
adalah :
Umumnya, semakin besar jumlah
modal kerja, semakin besar kemungkinan perusahaan dapat membayar pemasok,
pemberi pinjaman, karyawan, dll. Pada saat kewajiban tersebut jatuh tempo. Ini
juga berarti berkurangnya stres saat masalah tak terduga muncul. Jumlah modal
kerja yang dibutuhkan perusahaan akan bervariasi menurut industri (dan dapat
bervariasi menurut perusahaan dalam industri yang sama).
b. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar didefinisikan
sebagai jumlah total aset lancar perusahaan dibagi dengan jumlah total
kewajiban lancar perusahaan. Dinyatakan sebagai rumus, rasio lancar adalah:
Umumnya, semakin besar rasio
aset lancar terhadap kewajiban lancar, semakin besar kemungkinan perusahaan
akan mampu membayar kewajiban lancarnya pada saat jatuh tempo.
c. Rasio Cepat / Cair (Quick /Acid
Ratio)
Rasio cepat lebih konservatif
daripada rasio lancar karena jumlah persediaan perusahaan dan biaya di bayar
dimuka tidak termasuk. (Diasumsikan bahwa persediaan dan biaya dibayar dimuka/prabayar
tidak dapat diubah menjadi uang tunai dengan cepat.)
Akibatnya, hanya aset "cepat"
perusahaan yang terdiri dari kas, setara kas, investasi lancar seperti surat
berharga, dan piutang dibagi dengan jumlah total kewajiban lancar perusahaan.
Untuk perusahaan dengan persediaan (pabrik, pengecer, distributor) rasio cepat
dipandang sebagai indikator yang lebih baik (daripada rasio lancar) untuk
mengukur kemampuan perusahaan tersebut untuk membayar kewajiban mereka saat
jatuh tempo.
Rumus dari Rasio Cepat adalah :
Rasio tambahan berdasarkan data dari Neraca, yang mana rasio ini menggambarkan penggunaan utang dan leverage keuangan perusahaan.
a. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt
to Equity Ratio /DER)
Rasio hutang terhadap ekuitas
menghubungkan jumlah total kewajiban perusahaan dengan jumlah total ekuitas
pemegang saham. Rasio hutang terhadap ekuitas adalah membagi jumlah total
kewajiban perusahaan dengan jumlah total ekuitas pemegang saham:
b. Rasio Hutang terhadap Total
Aset (Debt to Total Asset Ratio)
Rasio hutang terhadap total
aset juga merupakan indikator leverage keuangan. Rasio ini menunjukkan
persentase aset bisnis yang telah dibiayai oleh hutang / kreditor. Sisanya
berasal dari pemilik bisnis. Secara umum, rasio hutang yang lebih rendah
terhadap total aset lebih baik karena diasumsikan bahwa hutang yang relatif
lebih sedikit memiliki risiko yang lebih kecil.
[Pembahasan kita tentang rasio
hutang terhadap ekuitas (Rasio di atas), menyoroti beberapa pro dan kontra
menggunakan hutang daripada ekuitas saat membeli aset bisnis.]
Rumus dari Rasio Hutang
terhadap Total Aset :
Semoga
informasi di atas dapat berguna, jangan lupa untuk terus dukung kami agar kami
dapat terus memberikan postingan – postingan menarik dan bermanfaat lainnya
seputar akuntansi, pajak dan investasi.
No comments:
Post a Comment
Sebagai pengunjung blog yg baik jgn lupa y tinggalkan komentar, saran atau y itu gak usah dibilang agan2 semua tau kan, agar blog ini bisa terus memberikan informasi pada agan - agan semua.