Ada kadang kala dimana usaha
yang kita buat tidak berjalan sesuai rencana atau berjalan baik di awal – awal pendirian
hingga beberapa tahun belakangan mengalami penurunan kinerja. Mungkin sulit/tidak
tahu menemukan kriteria seperti apa untuk menentukan keputusan dalam menutup usaha
atau terus menjalankannya.
Disini mimin ingin berbagi tentang
kriteria seperti apa sebaiknya kita memutuskan menutup usaha agar kita dapat
terus maju mencari kesempatan usaha lainnya yang lebih menjanjikan dari segi
akuntansi. Dalam menentukan keputusan untuk menutup usaha dari segi akuntansi
mungkin kamu bisa menggunakan Shut Down Point sebagai alat ukurmu.
Apa
itu Shut Down Point ?
Berbicara tentang Shut Down
Point mau tidak mau kita juga akan berbicara tentang Break Even Point. Dimana
jika break efek point adalah teknik untuk mngetahui titik impas dimana usaha
tidak mengalami untung / rugi (total pendapatan = total biaya), maka Shut Down
Point adalah suatu teknik untuk mengetahui titik impas dimana pendapatan usaha
= Out of Pocket Cost.
Out of Pocket Cost adalah biaya – biaya yang memerlukan pembayaran segera dengan uang tunai, misalkan semua biaya variabel dan sebagian biaya tetap seperti gaji, listrik dan lain-lain.
Untuk
lebih mudah memahaminya disini mimin bagikan contoh kasus :
Kamu ingin membuka yoga center,
dan telah melakukan tanda tangan kontrak sewa gedung selama setahun senilai 120.000.000
(12.000.000/bulan). Jika kamu memutuskan untuk beroperasi kamu perlu membayar
guru yoga 20.000.000/bulan untuk mencover kelas.
Kita buat ada 3 kemungkinan Skenario
:
a. Kelas
Yoga kamu tidak memiliki klien sehingga kamu tidak memiliki pendapatanuntuk
bulan ini.
b. Kamu
memiliki klien dan memiliki pendapatan 10.000.000 untuk bulan ini.
c. Kamu
memiliki klien dan memiliki pendapatan 30.000.000 untuk bulan ini.
Lalu
apakah Yoga Center harus ditutup sekarang atau nanti ?
Mari
kita lihat Skenario 1 per 1 :
a. Pada Skenario 1 sebaiknya Yoga
Center ditutup sekarang , maka kamu meminimalisir kerugianmu, yang mana kerugian
kamu dapatkan dari biaya tetap + biaya variabel yaitu sebesar 32.000.000 bulan
ini.
Laba = Pendapatan – (Biaya Tetap + Biaya Variabel)
= 0 + (12.000.000 + 20.000.000)
= - 32.000.000
b. Pada Skenario 2 sebaiknya Yoga
Center juga ditutup sekarang, walaupun Yoga Center milik kamu sudah memiliki
pendapatan 10.000.000, tetapi belum bisa menutupi biaya variabelmu + biaya
tetap yang membuatmu mengalami kerugian yaitu sebesar 22.000.000 bulan ini.
Laba = Pendapatan – (Biaya Tetap + Biaya Variabel)
= 10.0000.000 + (12.000.000 + 20.000.000)
= -22.000.000
c.
Pada
Skenario 3 Yoga center kamu masih bisa menjalankan bisnisnya, walaupun masih
mengalami rugi setidaknya pendapatan kamu sebesar 30.000.000 sudah dapat
menutupi biaya variabel 20.000.000 dan kerugian yang kamu terima adalah 2.000.000
pada bulan ini.
Laba = Pendapatan – (Biaya Tetap + Biaya Variabel)
= 30.0000.000 + (12.000.000 + 20.000.000)
= -2.000.000
Contoh
ini menunjukkan bahwa faktor kuncinya adalah apakah usaha dapat memperoleh
pendapatan yang cukup untuk menutupi setidaknya biaya variabel dengan tetap
buka. Semoga informasi diatas bermanfaat dan jangan lupa untuk terus dukung
kami agar kami dapat terus memberikan informasi – informasi bermanfaat dan
menarik lainnya seputar akuntansi, pajak dan investasi di postingan – postingan
berikutnya.
No comments:
Post a Comment
Sebagai pengunjung blog yg baik jgn lupa y tinggalkan komentar, saran atau y itu gak usah dibilang agan2 semua tau kan, agar blog ini bisa terus memberikan informasi pada agan - agan semua.